Mual dan Muntah Bisa Terkait Penyakit

KOMPAS.com - Mual dan muntah bisa disebabkan banyak hal. Yang paling umum akibat masuk angin dan hamil. Namun, jika mual dan muntah berlangsung terus-menerus, bisa jadi ada penyakit yang mengintai. Ada baiknya mewaspadai gangguan ginjal, gangguan pencernaan, hingga masalah pada organ hati.

Mual (nausea) dan muntah (vomitus) merupakan aktivitas tubuh untuk menyamakan tekanan dalam lambung. Rasa mual terjadi bila ada yang membuat lambung terangsang dan serirgkAi berakhir dengan muntah.

Dijelaskan Dr. Ad Fahrial Syam, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari RS Ciptomangunkusumo, muntah sebenarnya membantu proses pembersihan tubuh dari racun atau zat lain yang tak berguna.

Jangan heran, banyak orang merasa tubuhnya lebih nyaman setelah muntah. Bahkan, ada orang yang memaksakan diri untuk muntah jika merasa mual.

"Banyak orang merasa mual karena makanan. Tapi bisa juga disebabkan hal lain. Beberapa orang mual dan muntah ketika naik pesawat atau perahu. Kehamilan juga memicu mual dan muntah," papar Dr. Ari.

Obat-obatan juga bisa menimbulkan efek rnual dan muntah. la mencontohkan obat antikanker dan kemoterapi yang sering membuat pasiennya merasakan mual dan muntah.

Ada pula yang disebabkan faktor psikis yang disebit muntah psikogenik. Contohnya, pada penderita bulimia yang terobsesi untuk menurunkan berat badan. Bisa pula terjadi akibat perasaan cemas atau tidak nyaman yang berlebihan, misalnya pada anak yang dipaksa melakukan sesuatu oleh orangtuanya. Dengan muntah yang disengaja, anak berharap-orangtuanya tidak jadi memaksa dirinya melakukan kegiatan yang dibenci.

Waspada Infeksi Hati
Beragamnya faktor membuat dokter harus bekerja ekstra menentukan penyebab mual dan muntah. Arie (27), karyawan toko buku, sering moal dan muntah sehabis makan. "Padahal, saya tidak makan yang aneh-aneh. Sejak kecil sudah begini. Sungguh menyiksa," katanya.

Pada kasus ini, Dr. Ari menerangkan, bisa jadi ada masalah pada lambung. "Proses pengosongan lambung tidak bagus. Meski merasa lapar, di perut masih ada gas atau makanan yang belum tercerna. Ketika dia merasa lapar dan hendak mengisi perut dengan makanan, gas tersebut terdorong dan berusaha keluar dari lambung. Itulah yang menyebabkan mual. Prosesnya mirip penyakit maag. Sebaiknya periksa ke dokter," ujarnya.

la mengingatkan, ada hal lain yang patut diwaspadai terkart mual dan muntah. Dikhawatirkan itu merupakan gejala penyakit tertentu. Beberapa penyakit bisa menimbulkan sensasi mual dan muntah, misalnya yang berkaitan dengan infeksi lambung dan organ hati, termasuk kanker hati.

"Penyakit itu berbahaya. Apalagi jika si penderita tidak menyadarinya. Gejala mual dan muntah dianggap biasa, tiba-tiba divonis diabetes atau kanker hati," katanya.

Beda Obatnya
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, lebih baik memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sensasi mual dan terus muntah dalam kurun waktu lebih dari 48 jam. "Untuk mengetahui penyebabnya, dokter akan menanyakan gejala-gejala lain yang menyertai perasaan mual dan imbuh Dr. Ari.

Jika diperlukan, akan dilakukan pemeriksaan sederhana seperti tes darah dan urin serta tes USG pada kantong empedu, pankreas, larnbung, dan usus. Jika sudah diketahui penyebabnya, dokter akan memberi penanganan yang bertujuan untuk mengatasi penyebabnya.

"Prinsipnya, jika penyebabnya sudah ditangani, perasaan mual dan muntah akan hilang. Jika mual dan muntah disebabkan infeksi terapi diberikan untuk mengatasi infeksi usus. Jika karena infeksi hati, ya sembuhkan infeksi hatinya dulu," paparnya.

Dalam proses penyembuhan, dokter bisa memberikan obat antimual agar pasien lebih nyaman. Obat diberikan bergantung kondisi pasien. (GHS/Michael)