PADANG, KOMPAS.com - Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dikhawatirkan bakal berpengaruh pada zona lepas pantai dan aktivitas sejumlah gunung berapi di Sumatera Barat.
Kekhawatiran akan pengaruh yang mirip efek domino itu disampaikan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ade Edward, Senin (30/8/2010).
Ade mengatakan, untuk gunung-gunung api di Sumbar yang akan terpengaruh ialah yang berada di atas segmen Sumpur dan Barumun. Segmen Sumpur dan Barumun ini berada persis di bawah segmen Toru dan Angkola yang di atasnya berdiri Gunung Sinabung.
Pada segmen Sumpur dan Barumun ini berdiri Gunung Talamau dan Gunung Pasaman yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman, Sumbar. Keduanya ialah gunung berapi dengan status aktif yang hingga saat ini tidak diprioritaskan pengawasannya.
Menurut Ade, desakan dari segmen Toru dan Angkola bisa juga mendesak segmen Renun yang tembusannya ke Danau Toba, Sumatera Utara. Ia menambahkan, energi potensial antarsegman itu muncul karena kekuatan rambatan yang tidak begitu saja mengalami kelembaman setiap saat aktif di satu bagian.
Selain itu, kata Ade, kemungkinan reaksi atas letusan Gunung Sinabung juga bisa terjadi di zona lepas pantai Sumbar yang berada di lempengan Batu dan Siberut. Semua itu, kata Ade, tidak lepas dari empat komponen yang mengakibatkan reaksi yakni pertemuan lempeng Sumatera dan benua Asia yang saling bertemu di zona tumbukan untuk membentuk patahan Mentawai yang kemudian memengaruhi patahan Sumatera yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas gunung api di atasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pada hari yang sama mengatakan sejumlah gunung berapi di Sumbar tetap berada dalam pantauan.
Ia menambahkan, kewenangan untuk melakukan pantauan bera da pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.